Teknologi Komunikasi dan
Informasi dalam Pendidikan
RESUME
Perkuliahan:
- · Sejarah Perkembang TIK dalam Pendidikan
- · Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah
- · Pemanfaatan TIK melalui Pembelajaran Jarak Jauh
A. SEJARAH PERKEMBANGAN TIK DALAM PENDIDIKAN
Istilah
TIK muncul di masyarakat pada abad ke-20 setelah adanya perpaduan antara
teknologi komputer dengan teknologi komunikasi, hingga beranjak ke awal abad 21
TIK masih terus mengalami berbagai macam perubahan dan terus diperbaharui.
Adapun tonggak awal yang menjadi inspirasi terbesar adanya TIK ini adalah
temuan telepon oleh Alexander Graham Bell di tahun 1875, temuan tersebut terus
dikembangkan oleh para ilmuwan pada generasi berikutnya hingga tercipta
jaringan komunikasi yang bersifat global. Selain itu, banyak hal baru yang
tercetus dari temuan tersebut yang berupa produk-produk alat
pertelekomunikasian bahkan produk yang digunakan dalam pendidikan.
Berdasarkan
cetusan-cetusan baru tersebut banyak ide yang dibuat untuk menciptakan mesin
untuk keperluan belajar seperti alat hitung, alat penerjemah, alat pencari
informasi, dll. Selain itu, banyak produk lainnya yang diciptakan untuk membuat
proses belajar menjadi lebih menarik seperti dihadirkannya ragam bentuk animasi
yang memdeskripsikan suatu materi ajar. Ragam teknologi pendidikan pun terus
berkembang pesat mengikuti aliran zaman, informasi yang pada awalnya diperoleh
secara searah melalui siaran radio dan televisi, kini semuanya hadir dalam
bentuk berbasis internet seperti adanya e-book, e-learning, e-library, dll.
Adapun Teemu Leinonen (2005) dalam
Nurdin (2007) membagi perkembangan TIK kedalam 5 fase, yaitu:
Fase pertama (akhir 1970-an – awal 1980-an) adalah fase programming, drill and practice.
Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan
latihan-latihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika
dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.
Fase kedua (akhir 1980-an – awal 1990-an) adalah fase computer based training (CBT) with
multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini
adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan
komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses
pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi,
dan video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa
manusia memiliki perbedaan. Sebagian bisa belajar dengan baik apabila
mempergunakan indra penglihatan, seperti menonton film/animasi, sebagian
lainnya mungkin lebih baik apabila mendengarkan atau membaca.
Fase ketiga (awal 1990-an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan
berbasis internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media
pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan
gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga
dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.
Fase keempat (akhir 1990-an – awal 2000-an) adalah fase e-learning yang merupakan
fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang
menawarkan e-learning semakin
bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning maupun paket LMS (learning
management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket
seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang mendasari
adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa
dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya
kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah
dibacanya.
Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open
content. Fase ini ditandai dengan banyak bermunculannya perangkat
lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh
guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan
kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis
sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya
menerima materi dari internet saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi
gagasan dan pendapat.
Sebelum
kelima fase tersebut dikenal oleh masyarakat luas sudah banyak para pakar di
belahan dunia barat yang telah meramalkan tentang posisi pendidikan di mata
masyarakat kelak akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang
memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi (Mason. R: 1994). Kemudian Bishop. G
(1989) telah meramalkan bahwa pendidikan di masa mendatang akan bersifat
fleksibel, terbuka, dan dapat diakses oleh siapa pun juga yang memerlukan tanpa
pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
Ramalan-ramalan tersebut telah membuktikan adanya peran perkembangan teknologi
yang mampu mempengaruhi bidang pendidikan menuju ke arah yang lebih positif.
Dahulu
orang-orang yang mengenyam pendidikan di sekolah melalui informasi-informasi
yang disampaikan oleh sang guru dalam materi yang disajikan secara sederhana
dengan menggunakan media yang sangat sederhana pula, dengan berbekal kapur dan
papan tulis suatu informasi diberikan kepada murid-murid di dalam kelas. Adapun
kini, sesuai dengan perkembangan zaman yang dirasuki oleh berbagai macam
teknologi yang dipicu oleh negara barat maka media yang digunakan pun semakin
modern. Hal tersebut sangat membantu guru dalam menyampaikan materi dan
mempermudah siswa dalam memahami informasi yang disampaikan. Selain itu, dengan
bantuan teknologi mutu pendidikan bisa ditingkatkan. Siswa kini dapat
mendapatkan informasi yang lebih banyak dan lebih luas tanpa harus terbatasi
oleh ruang dan waktu.
B. PENERAPAN TIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Perkembangan teknologi terutama teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, tak terkecuali pendidikan, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap adanya tuntutan reformasi dalam sistem pendidikan di sekolah. Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasik TIK baik yang bersifat off-line maupun on-line, bisa dimanfaatkan sebagai media ajar yang mampu meningkatkan kualitas KBM di dalam kelas.
Dalam kebijakan nasional, TIK menjadi kunci dalam 2 hal yaitu (1) effisiensi proses, dan (2) memenangkan kompetisi. Demikian juga dengan lembaga pendidikan (sekolah). Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Hal ini menyebabkan sekolah dituntut untuk mampu menghasilkan SDM-SDM unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi global ini. Peningkatan kualitas dan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan mudah, yakni dengan memanfaatkan media berbasis TIK sebagai akses untuk mencapai tujuan pembelajaran. Upaya ini dapat dilakukan dengan memasukkan TIK sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran pada sekolah.
Sebagaimana yang tampak di lapangan, banyak sekolah-sekolah yang saling bersaing dalam meningkatkan mutu pendidikannya dengan menawarkan beberapa fasilitas belajar yang berbasis TIK untuk menarik kepercayaan masyarakat terhadap sekolah tersebut seperti penyediaan berbagai macam media audio-visual hingga fasilitas laboratorium bahasa yang memiliki akses internet.
Sekolah tingkat menengah atas (SMA) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang cukup banyak memanfaatkan fasilitas belajar dengan menggunakan media TIK baik secara offline maupun online, karena dalam jenjang pendidikan tersebut siswa-siswi dituntut untuk memahami bagaimana cara pemanfaatan ilmu pengetahuan dalam kehidupan praktis hingga mampu bersaing di zaman yang serba teknologi ini. Misalnya pemanfaatan media audio-visual tentang alat pencernaan makanan hingga pendeskripsian proses pencernaan makanan tersebut dari awal sampai akhir dalam mata pelajaran Biologi. Pemaparan secara lebih real mampu membantu untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan hingga mereka pun dapat memahaminya secara lebih sempurna.
Contoh penerapan TIK dalam pembelajaran Biologi di SMA ini dinilai mampu memberikan angin segar di dalam mempermudah guru untuk menyampaikan materi di kelas. Selain itu, manfaat yang diperoleh siswa pun tidak sedikit diantaranya adalah:
- Efektif dan efisien.
Penggunaan TIK memberikan kemudahan bagi
siswa dalam proses pemerolehan ilmu serta keterjangkauan waktu dan biaya bahkan
dapat diakses dimana saja siswa berada.
- Optimal.
Penggunaan TIK menjadikan proses
pembelajaran lebih bernilai, jika dibandingkan dengan tanpa menggunakannya.
Karena dengan media TIK materi yang disampaikan akan lebih mudah dipahami oleh siswa.
- Menarik.
Penggunaan TIK dalam proses belajar akan
lebih menyenangkan dan memancing keingintahuan yang lebih besar bagi siswa
serta membuat suasana belajar lebih fun.
- Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar.
Penggunaan TIK dengan ragam yang
berbeda-beda dalam pembelajaran mampu menumbuhkan rasa kreatifitas siswa secara
maksimal karena memberikan pengalaman belajar yang berbeda, bahkan mampu membantu
siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya di sekolah.
Meskipun
TIK telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran siswa secara lebih efektif dan produktif,
namun di sisi lain masih terdapat
juga beberapa kelemahan dan
kekurangannya dalam penerapannya,
yaitu:
- Banyaknya hambatan/kesulitan dalam pengembangan program dikarenakan infrastruktur yang belum memadai.
- Jumlah SDM yang terbatas sebagai pengelola dan masih banyaknya peserta yang gagap teknologi, sehingga sulit untuk merubah kultur belajar secara merata.
- Luasnya wilayah jangkauan TIK yang belum merata ke seluruh sekolah, terutama sekolah-sekolah yang berada di pelosok.
C. PEMANFAATAN TIK MELALUI PEMBELAJARAN JARAK JAUH
TIK sejak awal kemunculannya menghiasi dunia pendidikan dengan memberi berbagai fasilitas kemudahan bagi guru dalam menyampaikan materi di kelas serta membuat proses belajar lebih menarik minat siswa sehingga dengan mudah mereka menyerap informasi yang disampaikan oleh guru tersebut, tak hentinya TIK terus mengalami perubahan menuju produk yang lebih inovatif, efektif, dan efisien.
Pada tahap pertama TIK hadir dalam dunia pendidikan yaitu dengan wujud media audio-visual seperti radio dan televisi, yang kemudian bermetamorfosa dengan lahirnya komputer yang masih bersifat offline pada saat itu. Setelah komputer dikenal oleh masyarakat luas media pembelajaran yang berbasis TIK ini mulai berkembang menuju tahap kedua yaitu pembelajaran secara online, dimana siswa dapat mengakses segala informasi dengan mengunjungi situs-situs yang banyak tersedia didalam internet.
Kemudian teknologi tidak berhenti sampai disitu saja, kemajuan TIK terus dikembangkan dengan memasuki tahap ketiga yaitu e-learning, dimana sekolah pun ikut andil didalam merancang program sendiri yang akan disampaikan kepada siswa dengan basis internet seperti materi ajar, tugas, latihan, dll dapat diakses oleh siswa dalam situs yang telah disediakan oleh sekolah. Tak lama kemudian TIK dieksplorasi kembali menuju tahap keempat yaitu berupa pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) yang hingga kini masih terus dikembangkan oleh beberapa sekolah yang memiliki akses tersebut, dengan adanya pembelajaran jarak jauh ini siswa dan guru tidak perlu lagi datang ke sekolah untuk melakukan pembelajaran di kelas, melainkan pembelajaran bisa dilakukan dengan dimana saja mereka berada. Pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan secara face to face dengan menggunakan media komputer dan internet melalui videoteleconference, walaupun jarak yang berjauhan mereka masih bisa melakukan pembelajaran secara tatap muka.
Pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) mengacu pada instruksional dimana guru dan siswanya terpisah secara geografis. Sistem pendidikan jarak jauh adalah suatu keseluruhan proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan dalam bentuk pengajaran modular dalam satuan waktu tertentu dengan bimbingan dan pembinaan oleh tenaga profesional yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kemampuan ketenagaan dalam bidang tertentu (Hamalik, 1994:48). Definisi lain menyebutkan bahwa sistem pendidikan jarak jauh adalah suatu usaha pendidikan yang bertujuan memperluas kesempatan memperoleh pendidikan di luar kelas atau kampus dengan memberi kemungkinan bagi para siswa untuk belajar tanpa harus meninggalkan tempat tinggal dan tugas pekerjaannya (Miarso, 1990:88).
Metode pembelajaran jarak jauh ini sudah berlangsung penerapannya selama dua abad yang lalu, dimulai dengan penggunaan pembelajaran pelayanan pos (korespondensi). Sebagai teknologi baru seperti radio, televisi, kabel, dan penyiaran satelit mulai menjadi model transmisi untuk pembelajaran jarak jauh. Sekarang, banyak sekali model pembelajaran jarak jauh menggunakan internet, membuat pelajaran lebih tersedia secara virtual pada lokasi yang tersambung internet (Driscoll, 2003).
Pada pembelajaran jarak jauh ini terdapat dua jenis teknologi yang digunakan, yaitu: sinkronus dan asinkronus. Teknologi sinkronus adalah modus pengiriman yang online dimana semua peserta harus hadir pada saat yang bersamaan dan membutuhkan waktu untuk saling berorganisasi seperti chat, VoIP (Voice over Internet Protocol), dan juga video-conferensi. Sedangkan teknologi asinkronus adalah modus pengiriman online dimana semua peserta tidak harus hadir dalam waktu yang bersamaan, mereka dapat mengakses materi pelajaran sesuai waktu yang mereka inginkan melalui email atau forum tertentu yang sudah ditentukan oleh sekolah seperti web sekolah. Contohnya seorang guru bisa memposting sebuah pertanyaan yang akan didiskusikan pada Senin pagi, dan siswa dapat merespon pertanyaan tersebut kapan saja. Pada beberapa pelajaran, siswa diminta merespon dalam sebuah waktu yang spesifik, jadi mereka dapat memfokuskan satu topik pada waktu yang sama. Karena pembelajaran jarak jauh secara online dapat mengambil waktu kapan saja dan dimana saja, Pembelajaran jarak jauh memberikan sejumlah kelebihan untuk siswa dan guru. Siswa dapat mengambil pelajaran-pelajaran khusus yang tidak terdapat pada tempatnya sendiri (Driscoll, 2003).
Pembelajaran jarak jauh ini bukanlah suatu model pembelajaran yang sangat mudah diterapkan oleh semua sekolah. Ada beberapa unsur-unsur penting yang harus diperhatikan didalam membuat model pembelajaran tersebut, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
- · Pusat kegiatan siswa
Sebagai
suatu komunitas belajar, pembelajaran jarak jauh harus mampu menyediakan web
khusus untuk dijadikan sebagai tempat kegiatan mahasiswa dimana mahasiswa dapat
mengasah kemampuannya, membaca materi kuliah, mencari informasi dan sebagainya.
- · Interaksi dalam group
Disini
para murid dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan materi-materi
yang telah diberikan oleh dosen. Dosen dapat hadir dalam group ini untuk
memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
- · Personal administratif supporting system
Dengan
adanya personal administratif supporting system para siswa dapat me-review
membership-nya dalam suatu course, menyediakan informasi siswa,
prestasi mahasiswa dan sebagainya
- · General information
Menyediakan
informasi umum untuk peserta atau pengunjung web pada umumnya. Serta menyediakan
beberapa fasilitas untuk umum tanpa proses registrasi peserta terlebih dahulu.
- · Pendalaman dan ujian
Biasanya
dosen atau guru sering mengadakan kuis-kuis singkat dan tugas-tugas yang
bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan serta melakukan test
pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat diantisipasi oleh suatu web
based distance learning.
- · Digital library
Pada
bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak terbatas pada
buku tapi juga pada kepustakaan digital
seperti suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang dan
berbentuk sebagai suatu database.
- · Materi online diluar materi kuliah
Untuk
menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan-bahan bacaan dari web-web lainnya.
Karenanya pada bagian ini, dosen dan siswa dapat langsung terlibat untuk
memberikan bahan-bahan online lainnya untuk di publikasikan kepada peserta
lainnya.
Setiap
metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tak
terkecuali pada pembelajaran jarak jauh ini yang tak luput dari nilai positif
dan negatif, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
dari pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
·
Pertama; memungkinkan
terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru Tanah Air dengan kapasitas
daya tampung yang tidak terbatas, karena tidak memerlukan ruang kelas. Guru dan
murid tidak perlu bertatap muka secara langsung dalam ruang kelas, karena yang
digunakan adalah fasilitas komputer yang dihubungkan dengan internet. Dengan cara
belajar seperti ini dapat mengurangi biaya operasional pendidikan, seperti
biaya pembangunan dan pemeliharaan gedung, transportasi, pemondokan, kertas,
alat tulis dan sebagainya.
·
Kedua; pembelajaran tidak terbatas oleh waktu. Para peserta
dapat menentukan kapan saja waktu untuk belajar, sesuai dengan ketersediaan
waktu masing-masing.
·
Ketiga; para peserta
dapat memilih topik atau bahan ajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
masing-masing. Hal ini sangat baik karena dapat mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran.
·
Keempat; rentang waktu belajar juga bergantung pada kemampuan
masing-masing peserta. Kalau peserta telah mencapai tujuan pembelajaran, dia
dapat menghentikannya. Sebaliknya, apabila peserta masih memerlukan waktu untuk
mengulangi kembali subjek pembelajarannya, maka dia bisa langsung mengulanginya
tanpa tergantung pada peserta lain atau pengajarnya.
·
Kelima; keakuratan dan
kekinian materi pembelajaran. Mengingat, materi pembelajaran disimpan dalam
komputer, berarti materi itu mudah diperbarui sesuai dengan perkembangan iptek.
Para peserta dapat menanyakan hal-hal yang kurang dipahami secara langsung
kepada pengajarnya, sehingga keakuratan jawaban dapat terjamin.
·
Keenam; cara pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh ini dapat dilaksanakan secara interaktif, sehingga
menarik perhatian para peserta ajar.
b. Kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran jarak jauh
· Pertama; banyaknya gangguan belajar. Karena sifat cara pendidikan
jarak jauh ini merupakan belajar mandiri, sehingga kemungkinan banyak terjadinya
gangguan selama belajar. Hal ini tergantung pada motivasi masing-masing peserta.
Demikian pula dengan kemungkinan terhentinya program pembelajaran.
· Kedua; kesulitan mendapat penjelasan pengajar/fasilitator yang
sesegera mungkin apabila si peserta mendapatkan kesulitan. Si peserta harus
menunggu pengajar untuk online dalam internet.
· Ketiga; kesalahan dalam pemahaman terhadap bahan ajar. Bisa
saja terjadi kesalahan visi dan persepsi terhadap tujuan yang ditentukan. Si
peserta merasa bahwa dia telah mencapai tujuan pembelajaran; sedangkan
pengajar/fasilitator masih menganggap dia belum mencapai sepenuhnya secara
maksimal.
· Keempat; jangkauan wilayah yang mampu menggunakan fasilitas
internet belum luas dan merata di setiap daerah.
· Kelima; jumlah perusahaan internet service provider juga
dirasakan masih kurang, sehingga saat ini masih banyak perusahaan internet service
provider yang bandwidth-nya sudah penuh sesak. Hal ini akan
menghambat terjadinya proses pembelajaran jarak jauh online.
·
Keenam; mengubah
paradigma pendidikan konvensional tatap muka dalam kelas menjadi belajar
mandiri dalam menghadapi komputer tidaklah mudah. Hal ini memerlukan proses
pengedukasian masyarakat secara terus-menerus.
Adapun catatanku selengkapnya bisa dilihat melalui link berikut ini:
RESUME Mata Kuliah TIK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar